Suarasulbar.id, Mamuju — Final Pemuda Manakarra Cup 2025 benar-benar menghadirkan drama megah di Stadion Manakarra, Rabu 18/6/2025. OTP 37 FC sukses menyabet gelar juara usai menumbangkan Mamuju FC lewat adu penalti menegangkan dengan skor 5-4.
Bukan sekadar pertandingan biasa, laga puncak ini menyita perhatian publik Mamuju. Ribuan pasang mata tumpah ruah memenuhi stadion, menyaksikan duel dua kekuatan besar sepak bola lokal yang diselimuti aroma rivalitas tinggi.
Suguhan pertandingan semakin memikat dengan kehadiran para pemain bintang, termasuk speedster Borneo FC, Terens Puhiri, dan sejumlah eks Timnas Indonesia. Atmosfer Manakarra sore itu benar-benar layaknya final kasta tertinggi, bukan sekadar turnamen antar klub lokal.
Pertandingan berlangsung keras dan penuh determinasi. Hujan deras yang mengguyur lapangan justru semakin menambah dramatis suasana. Setelah 90 menit yang menegangkan, adu penalti jadi penentu. OTP 37 tampil lebih tenang, lebih percaya diri, dan akhirnya sukses menyegel gelar juara.
Pelatih OTP 37, Erik, tak mampu menahan rasa harunya.
“Alhamdulillah, ini buah dari kerja keras semua elemen tim. Para pemain menunjukkan mental juara, manajemen total mendukung, semuanya berjuang untuk lambang OTP 37,” ujarnya.
Namun sosok paling menonjol dalam gelaran ini adalah Ketua Askab PSSI Mamuju, Febrianto Wijaya. Di balik gemuruh stadion, ada visi besar yang ia bawa membangkitkan sepak bola Mamuju ke level yang lebih tinggi.
“Final ini memperlihatkan betapa tingginya potensi sepak bola di daerah kita. Kedua tim tampil luar biasa, sayangnya diguyur hujan deras. Namun, semangat para pemain tidak surut sedikit pun” tegas Febrianto.
Ia mengungkapkan girah masyarakat dan semangat pemain sudah menjadi pondasi kuat untuk membangun masa depan sepak bola Mamuju.
“Yang terpenting pertandingan berjalan aman dan tentaram,warga terhibur,atlet dapat wadah & kota mamuju menjadi lebih semangat untuk galakan pembinaan khusus nya sepakbola”. ungkapnya penuh komitmen.
Bagi Febrianto, kemenangan OTP 37 bukan sekadar soal piala, tapi juga simbol kemenangan semangat generasi muda Mamuju untuk berkarya dan berprestasi di lapangan hijau.
Di bawah komando Febrianto Wijaya, Askab PSSI Mamuju tak lagi sekadar menyelenggarakan turnamen tapi sedang membangun gerakan kebangkitan sepak bola Sulbar.













