Suarasulbar.id, Mamuju Tengah – Kekerasan terhadap warga desa kembali menodai wajah penegakan hukum di Sulawesi Barat. Seorang petani sawit di Desa Tasokko, Kecamatan Karossa, Kabupaten Mamuju Tengah, menjadi korban pengeroyokan tiga tetangganya hanya karena menegur aksi penebangan pohon sawit di kebunnya sendiri. (9/8/25)
Peristiwa itu terjadi ketika Muh Ali yang jadi korban memergoki para pelaku saat menebang sawit miliknya. Dengan nada bertanya, ia hanya mengucapkan satu kalimat, Kenapa pohon sawit saya ditebang, pertanyaan sederhana itu tak dijawab kata, melainkan dibalas pukulan bertubi-tubi.
Menurut Ino, adik korban yang juga menjadi pelapor, aksi kekerasan dilakukan tanpa ampun.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Kemarin saya sudah lapor ke Polsek Mateng, dan hari ini saya lapor lagi ke Polres Mamuju Tengah. Kami minta keadilan, kami minta pelaku segera ditangkap, dan diadili agar kakak saya dapat keadilan, tegasnya pada media suarasulbar.id (10/8/25).
Korban menderita luka di kepala akibat pukulan keras. Pihak keluarga telah menyerahkan barang bukti, termasuk hasil visum RSUD Mamuju Tengah, kepada pihak kepolisian.
Kasat Reskrim Polres Mamuju Tengah, AKP Eru Reski, membenarkan laporan tersebut.
“Iye pak, sudah diterima anggota SPKT laporannya,” tulisnya singkat melalui pesan WhatsApp.
Kasus ini menjadi ujian nyata sejauh mana aparat sigap melindungi hak warga terutama petani yang selama ini menjadi tulang punggung ekonomi daerah.
Jika negara gagal hadir, desa akan dikuasai oleh logika kekerasan, bukan hukum.
Jika aparat bergerak cepat, keadilan akan terasa nyata. Tetapi jika dibiarkan berlarut, kekerasan akan tetap menjadi bahasa sehari-hari di desa, dan hukum hanya tinggal tulisan di lembar undang-undang.
Penulis : Muh Taufiq Hidayat