Mamuju, Suarasulbar.id – Semangat yang berkobar dalam Musyawarah Cabang (Muscab) VI Pemuda Panca Marga (PPM) Mamuju, nama Atri Fadli B kembali muncul sebagai sosok yang dipercaya menahkodai organisasi anak cucu veteran itu untuk periode 2025–2029.
Namun, di balik ketegasan dan seragam hijau kebanggaannya, Atri menyimpan kisah tentang kesetiaan pada nilai perjuangan yang diwariskan para pendahulu bangsa.
Bagi Atri, PPM bukan sekadar organisasi, melainkan rumah yang mengikat sejarah keluarga besar pejuang 1945.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Ia tumbuh di lingkungan yang sarat dengan cerita pengorbanan, tentang bagaimana kakek dan para veteran memperjuangkan kemerdekaan tanpa pamrih.
Nilai-nilai itu kini menjadi napas perjuangannya dalam membina generasi muda di Mamuju.
“Kami ini hanya melanjutkan perjuangan yang dulu sudah dimulai oleh para pejuang. Tugas kami memastikan semangat itu tidak padam,” ujarnya pelan usai dirinya kembali terpilih.
Selama masa kepemimpinan sebelumnya, Atri dikenal aktif membangun komunikasi lintas generasi, mempertemukan para veteran dengan anak-anak muda yang haus makna tentang patriotisme.
Ia percaya bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak kehilangan jejak sejarahnya.
Kini, di periode barunya, Atri membawa visi yang lebih luas, memperkuat kaderisasi Yudha Putra di setiap kecamatan, membangun ranting-ranting PPM, serta mewujudkan Monumen Veteran di jantung kota Mamuju.
Monumen itu baginya bukan sekadar simbol, melainkan penanda bahwa jasa para pahlawan tidak akan pernah lekang dimakan waktu.
“Kami sudah bicara dengan pemerintah provinsi. Rencananya monumen veteran akan dibangun di bundaran depan kantor gubernur, agar masyarakat selalu mengingat bahwa kemerdekaan ini lahir dari perjuangan,” katanya.
Atri sadar, memimpin organisasi yang berakar dari darah pejuang bukan perkara mudah.
Di tengah gempuran arus digital dan budaya instan, menanamkan nilai kebangsaan kepada generasi muda seringkali menghadapi tembok ketidakpedulian.
Namun, di situlah tantangan yang membuatnya terus bertahan.
“Kami ingin anak-anak muda Mamuju tidak hanya bangga memakai baju loreng, tapi juga memahami maknanya tentang keberanian, kebersamaan, dan pengorbanan,” ujarnya.
Kini, di bawah kepemimpinannya yang baru, PPM Mamuju perlahan menjelma menjadi ruang kebangkitan semangat nasionalisme di kalangan muda.
Bagi Atri Fadli B, perjuangan bukan lagi tentang mengangkat senjata, melainkan tentang menghidupkan nilai agar generasi penerus bangsa tidak pernah kehilangan arah.
“Kami hanya ingin menjaga warisan sejarah agar tetap menyala. Karena bangsa yang melupakan sejarah, akan kehilangan masa depannya,” tutup Atri dengan senyum tenang.
Penulis : Fathan Suryandi
Editor : Muh Taufiq Hidayat