Suarasulbar.id, Mamuju – Sekretaris Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) Mamuju, Rifai, membantah keras tuduhan soal para kepala sekolah SMP akan menggunakan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) untuk melakukan perjalanan ke Jakarta dan Bandung.
Menurut Rifai, rencana keberangkatan itu adalah bagian dari program kerja MKKS yang telah disepakati dalam rapat kerja MKKS Priode 2025-2029 pada Februari 2025 lalu.
Ia menegaskan bahwa seluruh biaya perjalanan akan ditanggung oleh dana pribadi masing-masing kepala sekolah, bukan dari dana BOS.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Kegiatan ini dianggap sangat penting karena tujuannya bukan sekadar berwisata, melainkan untuk studi tiru yang memiliki dua tujuan yakni ke sekolah-sekolah telah menjalankan metode pembelajaran baru atau Deef Leraning dan Koding serta Artificial Intelegency (AI).
Para kepala sekolah ingin belajar langsung dari sekolah-sekolah di Bandung, Jawa Barat (Jabar), karena mereka sudah lebih dulu menerapkan metode pembelajaran baru.
“Ini murni keinginan teman-teman kepala sekolah. Tujuannya positif, yaitu untuk menyambut metode pembelajaran dan belajar tentang AI yang sudah diterapkan di sana, sementara di Sulawesi baru akan dimulai,” ujar Rifai.
Rifai menambahkan, kegiatan ini benar-benar murni dari inisiatif masing-masing kepala sekolah dan tidak ada paksaan
Sebelumnya, rencana studi tiru ini disoroti Ketua DPC Permahi Mamuju Wahyullah Arif ia menduga bahwa perjalanan kepala sekolah dianggap justru tidak membuat guru semangat.
Bahkan Wahyu menuding itu menggunkan dana BOS masing-masing sekolah.
Padahal MKKS jelas membantah bahwa itu tidak ada kaitanya dengan dana BOS bahkan tidak meminta bantuan support dana dari Dinas Pendidikan Mamuju.
Semuanya adalah kesepakatan dari kepsek yang tergabung dalam MKKS bahkan panitia sudah dibentuk untuk rencana keberangkatan.